Kuliah Akuntansi

Archive for Desember 2011

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham

1. Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham – atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

atau dengan kata lain bahwa Dividen saham hanya salah satu dari cara pembagian saham. Kalau pada pembagian dividen properti bisa berupa efek atau surat berharga perusahaan lain yang dimiliki perusahaan, efek atau surat berharga inilah yang nantinya dibagikan kepada investor sebagai dividen property. Namun pada dividen saham, efek atau saham yang akan dibagi kepada investor sebagai dividen saham adalah saham perusahaan itu sendiri.

Dengan adanya pembagian dividen saham untuk pemegang saham yang beredar maka saham yang beredar menjadi lebih banyak, dan ini berdampak pada adanya penurunan nilai per lembar karena secara total nilai saham tidak ada perubahan. Dampak buruk dari pembagian dividen saham ini adalah terjadinya dilusi atas nilai saham sehingga mau tidak mau sangat merugikan investor.

2. Capital Gain

Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.

Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:

1. Capital Loss

Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham.
Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.

2. Risiko Likuidasi

Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.

Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.

Saham Treasury

Saham treasuri merupakan saham milik perusahaan penerbit yang diperoleh kembali, dan saham yang diperoleh kembali tersebut dinamakan dengan saham treasuri. Saham treasuri yang sudah diperoleh dapat dilepas kembali atau ditarik.

Beberapa catatan saham treasuri:

· Saham treasuri tidak boleh dianggap sebagai aktiva, bahkan harus dilaporkan sebagai pengurang ekuitas.

· Tidak terdapat laba rugi dari kegiatan perolehan kembali atau pelepasan kembali.

· Laba ditahan dapat berkurang dari transaksi perolehan kembali saham namun laba ditahan tidak pernah bertambah dari transaksi ini.

Dua metode pencatatan saham treasuri, yaitu:

1. Cost Method

2. Par Value Method

Penerbitan Saham secara Tunai

Penerbitan saham sama seperti kegiatan penjualan biasa, diterima di akun kas disebelah debet dan mengkredit akun modal saham.

Kelebihan nilai penjualan terhadap nilai nominal akan mendatangkan agio saham dan akun agio saham dicatat sebesar kelebihannya. Modal saham dicatat hanya sebesar nilai nominalnya saja. Namun bilamana ada penarikan saham maka akun modal saham dan akun agio saham akan dihapus.

Ilustrasi:

Fajar, Co menerbitkan 1,000 lembar saham biasa dengan nominal $ 1 pada tanggal 1 Mei 20A dengan nilai sebesar $ 20,000 tunai.

Solusi:

Dengan menyimak ilustrasi diatas maka kita melakukan jurnal untuk mencatat kejadian penerbitan tersebut.

D: Kas $ 20,000

K: Saham biasa $ 1,000

K: Agio Saham $ 19,000

Masalah akuntansi dalam produk bersama adalah masalah alokasi biaya bersama. Alokasi tersebut bertujuan untuk penetuan harga pokok dan penentuan nilai persediaan. Denga kata lain tujuan akhir alokasi biaya bersama adalah untuk memberikan informasi kepada manajemen baik untuk kepentingan penyusunan laporan keuangan maupun kepentingan pengambilan kepentingan.

Ada beberapa metode untuk mengalokasikan biaya bersama:

1.Metode harga pasar / nilai harga jual (sales value method)
2.Metode unit kuantitas / unit fisik (quantitative unit method)
3.Metode harga pokok per unit (unit cost method)

Metode Nilai Harga Jual

Menurut merode ini, biaya bersama dialokasikan menurut nilai jual dari masing – masing atau jenis produk. Dasar pemikiran untuk mengalokasikan atas dasar nilai harga jual ini adalah bahwa ada hubungan langsung yang erat antara harga pokok dengan harga jual dari suatu produk. Harga jual suatu produk akan sangat ditentukan oleh harga pokok untuk memproduksi produk tersebut. Oleh sebeb itu, biaya bersama sudah selayaknya dialokasikan atas dasar harga jualnya.

Metode ini lebih populer dibandingkan kedua metode yang lain. Menurut metode ini pengalokasian biaya bersama dapat menimbulkan situasi :

1.Harga jual sudah diketahui saat split off
2.Harga jual belum diketahui saat split off

Berikut ini dikemukakan kedua kemungkinan tersebut:
1.Harga jual sudah diketahui setelah split off

Bila harga jual sudah diketahui saat split off maka biaya bersama dialokasikan ke masing – masing jenis produk dengan cara membagi total nilai harga jual setiap produk dengan total nilai jual seluruh produk yang diproduksi yang akan menghasilkan rasio dari mesing – masing jenis produk. Rasio ini kemudian di kalikan dengan total biaya bersama

2.Harga jual tidak diketahui pada saat split-off

Harga jual produk bersama pada saat split-off sangat mungkin tidak diketahui terutama sekali bila produk tersebut masih memerlukan proses produksi lebih lanjut. Dalam keadaan ini harga jual produk tersebut pada saat menjadi produk selesai tetap harus diketahui. Harga jual dari produk bersama dalam hal ini disebut harga jual “ Hipotesis “. Harga jual hipotesis adalah harga jual produk selesai dikurangi biaya yang dikeluarkan untuk memproses lebih lanjut produk bersama yang telah terpisah ( split-off )
Bila harga jual sudah diketahui saat split off maka biaya bersama dialokasikan ke masing – masing jenis produk dengan cara membagi total nilai harga jual setiap produk dengan total nilai jual seluruh produk yang diproduksi yang akan menghasilkan rasio dari mesing – masing jenis produk. Rasio ini kemudian di kalikan dengan total biaya bersama.

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BOP adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Karakteristik BOP yaitu jumlahnya tidak proporsional dengan volume produksi, sulit ditelusur dan diidentifikasi langsung ke produk atau pesanan. Alokasi BOP ke produk menggunakan BOP sesungguhnya dan BOP dibebankan. BOP sesungguhnya adalah BOP yang benar-benar terjadi, sedangkan BOP dibebankan adalah BOP dengan menggunakan tarif yang ditentukan dimuka. BOP sesungguhnya sulit diterapkan disebabkan adanya kendala-kendala seperti jumlahnya baru dapat diketahui pada akhir tahun, adanya fluktuasi BOP karena jenis biaya tertentu yang hanya terjadi pada suatu periode, sulit menelusuri BOP ke pesanan atau produk tertentu. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tarif BOP terdiri atas tingkat kapasitas produksi. Kemampuan pabrik untuk berproduksi ada 4 tingkatan yaitu kapasitas teoritis, praktis, normal dan harapan. Kapasitas teoritis adalah kapasitas produksi maksimum (100%) tanpa mempertimbangkan kemacetan yang mungkin terjadi. Kapasitas praktis adalah kapasitas produksi dengan mempertimbangkan kemungkinan kemacetan. Kapasitas normal adalah kapasitas produksi praktis yang disesuaikan dengan permintaan barang jangka panjang, dan kapasitas harapan adalah kapasitas produksi praktis jangka pendek
Penggolongan BOP
1. BOP menurut sifatnya
a. biaya bahan penolong
b. biaya reparasi dan pemeliharaan
c. biaya tenaga kerja tidak langsung
d. biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
e. biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
f. BOP lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai
2. BOP menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi
a. BOP tetap
BOP tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu contoh : biaya asuransi
b. BOP variable
BOP yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan contoh : biaya bahan penolong
c. BOP semi variable
BOP yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan contoh : biaya bahan bakar kendaraan
3. BOP menurut hubungannya dengan departemen
a. BOP langsung departemen
BOP yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut.

b. BOP tidak langsung departemen
BOP yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
Dasar Pembebanan BOP terhadap Produk
a. satuan produk
taksiran BOP
: tariff BOP persatuan
taksiran jumlah satuan produk yang dihasilkan
contoh :
taksiran BOP selama satu tahun anggaran : Rp. 4.000.000
taksiran BOP jml produk yang dihasilkan selama th anggaran tsb : 8.000 unit
tariff BOP sebesar : (4.000.000) : (8.000) ; Rp. 500 perunit produk
b. biaya bahan baku
taksiran BOP
x 100% : % BOP dari BBB yang dipakai
taksiran BBB yang dipakai
contoh :
taksiran BOP selama 1 tahun anggaran : Rp.4.000.000
taksiran BBB selama 1 tahun anggaran : Rp. 8.000.000
tariff BOP : 4.000.000 / 8.000.0000 x 100% = 50% dari BBB yang dipakai
c. biaya tenaga kerja
taksiran BOP
x 100% : % BOP dari BTKL
taksiran BTKL
contoh :
taksiran BOP selama 1 th anggaran : Rp. 4.000.000
taksiran BTKL selama 1 th anggaran : Rp. 10.000.000
tariff BOP sebesar : 4.000.000 / 10.000.000 x 100% : 40% dari BTKL
d. jam tenaga kerja langsung
taksiran BOP
: tariff BOP perjam tenaga kerja langsung
taksira jam tenaga kerja langsung
contoh :
taksiran BOP selama 1 tahun anggaran : Rp. 4.000.000
taksiran jam tenaga kerja langsung selama 1 th anggaran : 4.000 jam
tariff BOP sebesar : 4.000.000 / 4.000 : Rp. 1.000 perjam tenaga kerja lgs

e. jam mesin
taksiran BOP
: tariff BOP perjam kerja mesin
taksiran jam kerja mesin
taksiran BOP selama 1 th anggaran : Rp. 4.000.000
taksiran jam mesin selama th anggaran : 20.000 jam mesin
tariff BOP sebesar : Rp. 4.000.000 / 20.000 : Rp. 200 per jam mesin

Pembebanan BOP kepada Produk atas Dasar Tarif
Contoh :
PT AJP memproduksi berdasar pesanan. BOP dibebankan berdasar jam mesin. Anggaran BOP disusun pada kapasitas normal sebanyak 160.000 jam mesin. Waktu pengerjaan menghabiskan 150.000 jam mesin.
PT AJP
Anggaran BOP untuk tahun 19×1
Atas dasar kapasitas normal 160.000 jam mesin
Elemen biaya B. Tetap B. Variabel Jumlah
B. Bhn Penolong – 2.100.000 2.100.000
Biaya listrik – 3.000.000 3.000.000
B. Bhn Bakar – 2.000.000 2.000.000
BTKTL 4.000.000 3.000.000 7.000.000
B. Kesejahteraan Kary 3.000.000 – 3.000.000
Biaya reparasi 1.000.000 1.500.000 2.500.000
Biaya asuransi 1.200.000 – 1.200.000
Biaya depresiasi 1.600.000 – 1.600.000
Jumlah 10.800.000 11.600.000 22.400.000
Tariff BOP variable : 11.600.000 / 160.000 = Rp. 72,5 perjam mesin
Tariff BOP tetap : 10.800.000 / 160.000 = Rp. 67,5 perjam mesin
Tariff BOP total Rp. 140 perjam mesin
Pembebanan BOP
Rp. 140 x 150.000 = Rp. 21.000.000
BDP BOP Rp. 21.000.000
BOP yang dibebankan Rp. 21.000.000

Pengumpulan BOP ss
Misalkan BOP yang sesungguhnya terjadi adalah :
PT AJP
BOP ss terjadi tahun 19×1
Pada kapasitas sesungguhnya yang dicapai 150.000 jam mesin
Elemen biaya jumlah
B. Bhn Penolong 2.200.000
Biaya listrik 2.900.000
B. Bhn Bakar 1.500.000
BTKTL 7.000.000
B. Kesejahteraan Kary 3.000.000
Biaya reparasi 2.000.000
Biaya asuransi 1.200.000
Biaya depre mesin 1.600.000
Jumlah 21.400.000
BOP ss 21.400.000
Berbagai rekening 21.400.000
Perhitungan selisih
BOP yg dibebankan 150.000 jam mesin x Rp. 140 : 21.000.000
BOP ss : 21.400.000
Selisih BOP : 400.000

BOP dibebankan 21.000.000
BOP ss 21.000.000
Selisih BOP 400.000
BOP ss 400.000

Selisih anggaran
BOP ss 21.400.000
BOP dianggarkan
BOP tetap 10.800.000
BOP variable (150.000 x 72,5) 10.875.000 21.675.000
Selisih anggaran 275.000 (laba)
Selisih kapasitas
BOP tetap dianggarkan 10.800.000
BOP tetap dibebankan kpd produk 150.000 x 67,5 10.125.000
Selisih kapasitas 675.000
Perlakuan terhadap selisih BOP
1. dibagikan kepada rekening persediaan dan HPP
contoh :
persediaan produk dalam proses Rp. 800.000
persediaan produk jadi Rp. 1.200.000
HPP Rp.14.000.000
Jumlah Rp.16.000.000
Penyesuaian setelah adanya selisih BOP
PDP : 800.000 / 16.000.000 x 400.000 : 20.000
Pers Prod selesai : 1.200.000 / 16.000.000 x 400.000 : 30.000
HPP : 14.000.000 / 16.000.000 x 400.000 : 350.000
Saldo setelah penyesuaian
Pers. Prod dlm proses : 820.000
Pers. Prod Jadi : 1.230.000
HPP : 14.350.000
Jumlah 16.400.000

Pers Prod dlm Proses 20.000
Pers Prod Jadi 30.000
HPP 350.000
Selisih BOP 400.000

2. pengurang atau penambah rekening HPP
Harga Pokok Penjualan 400.000
Selisih BOP 400.000

Pengertian Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya.

Pengertian Biaya Produksi
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti sempit, biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost).

Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku langsung adalah semua biaya bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk. Contoh bahan baku langsung adalah kayu untuk pembuatan meubel dan tanah liat untuk pembuatan genteng. Pertimbangan utama dalam mengelompokkan bahan ke dalam bahan baku langsung adalah kemudahan penelusuran proses pengubahan bahan tersebut sampai menjadi barang jadi. Sebagai contoh, paku untuk membuat peralatan meubel merupakan bagian dari barang jadi, namun agar perhitungan biaya meubel tersebut bisa dilakukan secara cepat, bahan ini dapat diklasifikasikan sebagai bahan baku tidak langsung.

Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja langsung adalah karyawan atau karyawati yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi. Biaya untuk ini meliputi gaji para karyawan yang dapat dibebankan kepada produk tertentu.

Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik disebut juga biaya produk tidak langsung, yaitu kumpulan dari semua biaya untuk membuat suatu produk selain biaya bahan baku langsung dan tidak langsung.
Overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan bahan pabrik lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung ke pekerjaan produk atau tujuan akhir biaya.
Biaya overhead pabrik (FOH) terdiri dari biaya FOH tetap dan biaya FOH variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu, biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Ada juga yang dinamakan biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

Penghitungan Harga Pokok Produksi
Di dalam akuntansi biaya yang konvensional komponen-komponen harga pokok produk terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat tetap maupun variable. Konsep harga pokok tersebut tidak selalu relevan dengan kebutuhan manajemen. Oleh karena itu timbul konsep lain yang tidak diperhitungkan semua biaya produksi sebagai komponen harga pokok produk. Jadi di dalam akuntansi biaya, dimana perusahaan industri sebagai modal utamanya, terdapat dua metode perhitungan harga pokok yaitu Full/Absortion/Conventional Costing dan Variable/Marginal/Direct Costing. Perbedaan pokok diantara kedua metode tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap. Adanya perbedaan perlakuan terhadap FOH Tetap ini akan mempunyai pengaruh terhadap perhitungan harga pokok produk dan penyajian laporan rugi-laba.

Metode Full Costing
Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Di dalam metode full costing, biaya overhead pabrik yang bersifat variabel maupun tetap dibebankan kepada produk yang dihasilkan atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk selesai yang belum dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (elemen harga pokok penjualan) apabila produk selesai tersebut tidak dijual.
Menurut metode full costing, karena produk yang dihasilkan ternyata menyerap jasa FOH Tetap walaupun tidak secara langsung, maka wajar apabila biaya tadi dimasukkan sebagai komponen pembentuk produk tersebut.

Metode Variable Costing
Variable Costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya memasukkan komponen biaya produksi yang bersifat variabel sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
Variable costing beranggapan bahwa FOH Tetap tadi tidak secara langsung membentuk produk, maka tidak relevan kalau dimasukkan sebagai komponen harga pokok. Sebaiknya FOH Tetap dimasukkan dalam kelompok period cost (biaya periode).

 Ekuitas pemegang saham menunjukkan:
1. Jumlah kontribusi dr para pemegang saham
2. Bagian yg dihasilkan & yg ditahan oleh perusahaan

 Laba adl pengembalian atas ekuitas (return on equity capital) & termasuk hanya arus kas masuk yg melebihi jumlah yg diperlukan utk mempertahankan modal.

SIFAT DASAR EKUITAS PEMEGANG SAHAM
 Kepentingan pemilik atau pemegang saham pd perusahaan bisnis adl suatu kepentingan sisa (residual interest).
 Sumber utama ekuitas
1. Kontribusi pemegang saham (modal disetor)
2. Laba (penghasilan) yg ditahan oleh perusahaan

 Modal adl bagian ekuitas pemegang saham yg disyaratkan mnrt anggaran dasar utk ditahan dlm perusahaan sbg perlindungan bagi kreditur.
 Umumnya modal dasar adl nilai pari semua saham yg diterbitkan, ttpi jika saham tanpa nilai pari diterbitkan, itu bisa berupa:
1. Total dr pembayaran utk saham tsb
2. Jumlah minimum yg ditetapkan dlm hukum perseroan yg berlaku
3. Jumlah yg diputuskan oleh dewan komisaris menurut kebijksanaannya.

 Modal kontribusi (modal disetor) adl jumlah uang yg dikeluarkan dimuka oleh pemegang saham utk dipakai dlm bisnis perusahaan.
 Modal yg dihasilkan adl modal yg terdiri dr semua laba yg belum dibagikan & tetap diinvestasikan pd perusahaan.

BENTUK PERSEROAN DR KESATUAN
 Tiga jenis utama organisasi bisnis
1. Perusahaan perorangan,
2. Firma, &
3. Perseroan, bentuk yg paling dominan

 Dr segi kepemilikan, Perseroan diklasifikasikan sbb:
1. Perseroan Sektor Masyarakat; unit-unit pemerintah atau operasi bisnis yg dimiliki unit-unit pemerintah (seperti Federal Deposit Insurance Corp)
2. Perseroan Sektor Swasta
a. Bukan Saham: bersifat nirlaba & tak menerbitkan saham (spt tempat ibadah, yayasan sosial & sekolah)
b. Saham: yg beroperasi utk mencari laba & menerbitkan saham
i. Perseroan tertutup (non-publik): saham dipegang oleh beberapa pemegang saham (mungkin satu keluarga) & tak tersedia utk pembelian umum.
ii. Perseroan terbuka; saham dijual scr luas & dipegang oleh masyarakat umum
(a). Perseroan terdaftar; saham diperdagangkan pd suatu bursa efek/stock exchange yg terorganisasi
(b). Perseroan tak terdaftar/paralel (over-the–counter corp): saham diperdagangkan pd suatu pasar dimana pialang surat berharga (securities dealers) membeli dr & menjual kpd publik.

 Bentuk perusahaan mempengaruhi akuntansi dr segi:
1. Pengaruh ketentuan hukum
2. Penggunaan saham modal atau sistem saham
3. Pengembangan berbagai kepentingan kepemilikan
4. Kewajiban terbatas pemegang saham
5. Formalitas pembagian laba

SAHAM MODAL ATAU SISTEM SAHAM
 Hak pemegang saham dari setiap lembar saham adl
1. Membagi laba & rugi scr proporsional
2. Ikut serta dlm manajemen (hak utk memilih direktur) scr proporsional
3. Membagi aktiva perusahaan bila tjd likuidasi scr proporsional
4. Ikut serta scr proporsional dlm penerbitan saham.

 Tiga hak pertama berlaku utk semua perusahaan, sdgkan hak ke-4 mrp hak istimewa utk melindungi pemegang saham dr kehilangan hak kepemilikan di luar kemauannya.
 Keuntungan dr sistem saham adl kemudahannya dlm pemindahan hak perusahaan dr seseorang ke orang lain. Orang yg memiliki saham dlm st perusahaan dpt menjual sahamnya ke pihak lain tiap saat dg harga ttt tanpa hrs meminta izin dr perusahaan atau pemegang saham.
 Oki, perusahaan menggunakan jasa registrars & transfer agents yg memberikan jasa pencatatan & pemindahtanganan saham

JENIS-JENIS HAK KEPEMILIKAN
 Common Stock adl hak perseroan tersisa yg menanggung risiko terbatas bila tjd kerugian & menerima manfaat bila tjd keuntungan.
 Prefered Stock adl sbg ganti utk preferensi khusus, pemegang saham sll mengorbankan bbrp hak yg terkandung pd saham modal

KEWAJIBAN PEMEGANG SAHAM YG TERBATAS
 Pemilik perseroan yi para pemegang shm yg menyumbangkan kekayaan/jasa kpd perush sbg ganti utk shm kepemilikan & kekayaan/jasa tsb mrp batas kerugian pemegang shm
 Nilai pari saham adl shm yg memiliki nilai tetap tercetak pd setiap lbr shm
 Saham pd nilai premi/agio atau diskonto/disagio adl saham modal perseroan diterbitkan di atas atau di bawah pari

 Kewajiban kontinjen pmg shm / shm yg dibeli pd harga di bawah nilai pari:
1. kewajiban kpd kreditur perush, bukan kpd perush itu sendiri.
2. menjadi kewajiban yg sebenarnya hanya jika jumlah di bawah pari hrs dikumpulkan utk membayar kreditur jika perush dibubarkan
3. tgg jwb pemegang sertifikat asli pd saat pembubaran perush kecuali oleh kontrak dimana tgg jwb ini dialihkan kpd pemegang lain.
FORMALITAS PEMBAGIAN LABA, hal yg perlu diperhatikan:
1. Pembagian kpd pemilik hrs mematuhi hukum perseroan,
2. Pembagian kpd pemegang saham hrs disetujui oleh dewan komisaris/direksi (board of directors),
3. Dividen hrs sesuai dg kontrak saham modal spt hal preferensi, partisipasi dll.

AKUNTASI UTK PENERBITAN SAHAM
Saham Nilai Pari
 Penerbitan saham dg nilai pari, sbb:
1. Saham disetor atau saham biasa, memperlihatkan nilai pari saham terbitan perseroan.
2. Modal disetor yg melebihi nilai pari atau tambahan modal disetor atau agio saham. Menunjukkan kelebihan atas nilai pari yg disetor oleh pemegang shm sbg ganti saham yg diterbitkan. Kelebihan di atas nilai pari mjd bagian modal disetor perush,
3. Diskonto atau Disagio Saham. Menunjukkan bhw saham diterbitkan di bawah nilai pari. Pemegang shm yg diterbitkan di bawah nilai pari dpt diminta membayar jumlah diskonto jika diperlukan utk melindungi kreditur dr kerugian bila perush dilikuidasi.
Contoh Colonial Corporation menjual seratus lbr saham dg harga Rp1.100 dg nilai pari Rp5 per saham. Pencatatan pembukuannya:
Kas 1.100
Saham Biasa 500
Modal Disetor yg Melebihi Nilai Pari (Agio Saham Biasa) 600

Jika diterbitkan saham pengganti senilai Rp300, maka pencatatnnya sbb:
Kas 300
Modal Disetor yg Melebihi Nilai Pari (Agio Saham Biasa) 200
Saham Biasa 500

 Pd kasus pencatatan jurnal scr resmi hrs dilakukan utk otorisasi saham, perlu memperhatikan hal berikut:
1. saham preferen atau saham biasa yg diotorisasi. Menunjukkan jumlah total dr saham modal yg diotorisisi.
2. saham preferen atau saham biasa yg belum diterbitkan. Menunjukkan total saham otorisasi yg belum diterbitkan. Jk shm yg blm diterbitkan dikurangkan dr jml shm otorisasi, diperoleh jml shm yg telah diterbitkan

SAHAM TANPA NILAI PARI
 Alasan penerbitan saham tanpa nilai pari:
1. menghindari kewajiban kontinjen yg mungkin timbul jika saham dg nilai pari diterbitkan dg disagio
2. jk shm tak mpy nilai pari, timbul kerancuan antara nilai pari & nilai wajar.
Contoh Video electronic corp didirikan dg 10.000 lembar saham biasa yg diotorisasi tanpa nilai pari. Tak ada pencatatan selain memo, yg perlu dibuat utk otorisasi karena tak ada jumlah uang yg terlibat. Jika 500 lembar saham kmd diterbitkan dg harga Rp10 per saham, pencatatannya sbb:
Kas 5.000
Saham Biasa – tanpa nilai pari 5.000
Jika 500 lbr shm lagi diterbitkan seharga Rp11 per saham, pencatatannya sbb:
Kas 5.500
Saham Biasa – tanpa nilai pari 5.500

 Saham tanpa nilai pari hrs dicatat pd harga penerbitannya tanpa tambahan modal disetor atau disagio.
 Nilai tetapan (stated value) adl nilai minimum dimana saham tak dpt diterbitkan di bawah nilai itu.
Contoh 1000 lbr shm, nilai tetapan Rp5 diterbitkan Rp15 per lbr & pembayaran tunai, pembukuannya sbb:
Kas 15.000
Saham Biasa 15.000
Atau
Kas 15.000
Saham Biasa 5.000
Tambahan Modal disetor yg melebihi Nilai Tetapan 10.000

SAHAM DIJUAL ATAS DASAR PESANAN (SUBSCRIPTION)
 Dilakukan jika:
1. perush kecil melakukan “go public”
2. perseroan menawarkan shm kpd pegawainya agar karyawan berpartisipasi dlm kepemilikan perush. Hanya dilakukan pembayaran sebagian & shm tak diterbitkan hingga harga pesanan penuh diterima.

 Akuntansi utk saham dipesan:
1. saham biasa atau preferen yg dipesan, menunjukkan kewajiban perseroan utk menerbitkan saham stlh pembayaran akhir saldo pesanan.
2. piutang pesanan (subscriptions receivable), menunjukkan jumlah yg hrs ditagih sblm saham pesanan akan diterbitkan.
 Pemesan yg telah menandatangani kontrak pesanan, memiliki hak & keistimewaan yg sama sbg pemegang saham yg mpy shm yg beredar
Contoh Lubradite Corp. menawarkan shm atas dsr pesanan pd masy ttt & berhak membeli 10 lbr shm (nilai pari Rp5) seharga Rp20 per shm. 50 org menerima tawaran perush & akan membayar 50% uang muka & 50% lagi pd akhir bulan keenam.
Pd tgl penerbitan
Piutang pesanan 10.000
Saham Biasa yg Dipesan 2.500
Tambahan Modal disetor yg Melebihi Nilai Pari 7.500
(utk mencatat penerimaan pesanan 500 lembar saham)
Kas 5.000
Piutang Pesanan 5.000
(utk menctt penerimaan angsuran I: 50% dr total jml tempo shm yg dipesan)

ketika pembayaran akhir diterima & saham diterbitkan, ayat jurnalnya adl:
Enam bulan kmd
Kas 5.000
Piutang pesanan 5.000
(utk mencatat penerimaan angsuran akhir shm pesanan)
Saham Biasa yg dipesan 2.500
Saham Biasa 2.500
(utk menctt penerbitan 500 lbr shm stlh penrimaan angsuran akhir dr pemesan)

SAHAM DITERBITKAN DLM GABUNGAN DG SURAT BERHARGA LAIN (LUMP SUM)
 Dua metoda alokasi:
1. Metoda Proporsional
2. Metoda Inkremental

Metoda Proporsional
 Jika nilai pasar atau dasar lain tersedia, maka nilai lump sum dialokasikan atas surat berharga scr proporsional, yaitu rasio surat berharga thdp total.
 Contoh 1000 lbr shm dg stated value Rp10 memiliki harga pasar Rp20 per shm & 1000 lbr shm preferen dg nilai Rp10 & harga pasar Rp12 per shm diterbitkan dg nilai lump sum Rp30.000; alokasi sbb:

Nilai pasar wajar saham biasa (1000 x Rp20) Rp20.000
Nilai pasar wajar saham prefren (1000 x Rp12) 12.000
Nilai pasar wajar agregat Rp32.000

Alokasi utk saham biasa = Rp20.000 x Rp30.000 = Rp18.750
Rp32.000
Alokasi utk saham preferen = Rp12.000 x Rp30.000 = Rp11.250
Rp32.000
Total Alokasi Rp30.000

Metoda Inkremental
 Jika nilai pasar wajar tak dpt ditentukan, metoda inkremental digunakan. Nilai pasar surat berharga digunakan sbg dasar alokasi nilai shm yg diketahui & sisanya dialokasikan pd shm yg nilai pasarnya tak diketahui.
 Contoh 1000 lbr shm biasa dg nilai tetapan Rp10 & harga pasar Rp20 per shm & 1000 lbr shm preferen dg nilai pari Rp10 tak memiliki harga pasar yg diterbitkan dg nilai lump sum Rp30,000, alokasi sbb:

Lump sum Rp30.000
Alokasi utk saham biasa (1,000 saham x nilai pasar Rp20) 20.000
Saldo yg dialokasikan utk saham preferen Rp10.000

Jika tak ada nilai pasar wajar yg dpt ditentukan utk setiap kelas saham yg terlibat dlm pertukaran sekaligus, alokasi hrs dilakukan scr arbitrer.
Arbitrer digunakan agar dpt dilakukan penyesuaian jika nilai pasar masa depan terbentuk.

SAHAM YG DITERBITKAN DLM TRANSAKSI BUKAN KAS
 Jika saham diterbitkan utk jasa/kekayaan selain kas, maka kekayaan/jasa dicatat pd nilai pasar wajar saham yg diterbitkan atau pd nilai pasar wajar saham dr penerimaan bukan kas, masa yg dpt ditentukan scr lebih jelas.

 Shm yg blm diterbitkan atau saham treasuri (shm diterbitkan yg telah dibeli kembali ttp blm ditarik) dpt ditukar dg kekayaan/jasa, dg memperhatikan:
1. Diket nilai pasar wajar shm treasuri, digunakan utk menilai kekayaan/jasa
2. Tak diket nilai pasar shm treasuri, digunakan nilai pasar wajar kekayaan/jasa

Contoh prosedur pencatatan penerbitan 10.000 lbr shm biasa dg nilai pari Rp10 yg diukur dg suatu paten.
1. Nilai pasar wajar paten blm dpt ditetapkan ttp nilai pasar wajar atas shm diket Rp140.000
Paten Rp140.000
Saham Biasa Rp100.000
Modal disetor yg Melebihi Nilai Pari Rp40.000

2. Nilai pasar wajar dr shm blm dpt ditentukan, ttp nilai pasar wajar dr paten ditetapkan Rp150.000
Paten Rp150.000
Saham Biasa Rp100.000
Modal disetor yg Melebihi Nilai Pari Rp50.000

3. Nilai pasar wajar dr shm maupun dr paten blm dpt ditentukan. Konsultan yg independen menetapkan nilai paten Rp125.000 & dewan komisaris setuju.
Paten Rp125.000
Saham Biasa Rp100.000
Modal disetor yg Melebihi Nilai Pari Rp25.000

PENILAIAN ATAS SAHAM
 Perusahaan dpt menilai/assessment pemegang saham pd jumlah tambahan di atas nilai kontribusi sebenarnya, kmd menetapkan apakah saham yg semula dijual pd disagio atau agio.
 Jika saham semula dinilai pd disagio, hasil tambahannya dikredit pd perkiraan disagio.
 Jika saham semula diterbitkan pd nilai agio, perkiraan Modal Disetor yg Berasal dr Penilaian dikredit.

BIAYA PENERBITAN SAHAM
 Biaya yg berkaitan dg akuisisi modal perush dr penerbitan surat berharga:
1. Biaya pengacara
2. Biaya akuntan publik
3. Biaya penjamin (underwriter) & komisi
4. Pengeluaran pencetakan & pengiriman sertifikat & laporan registrasi
5. Beban utk pengajuan pd SEC/bursa saham
6. Bebab administrasi & klerikal utk penyiapan
7. Biaya iklan penerbitan

 Dua metoda akuntansi utk biaya penerbitan awal
1. Memperlakukan biaya penerbitan sbg pengurangan atas jumlah yg disetor, krn tak berkaitan dg operasi perush
2. Memperlakukan biaya penerbitan sbg biaya pendirian
REAKUISISI SAHAM
 Sebab perush membeli kembali sahamnya yg beredar:
1. Utk memenuhi kontrak kompensasi saham karyawan atau memenuhi kebutuhan merger yg potensial
2. Menambah laba per saham dg mengurangi saham yg beredar.
3. Utk menghindari usaha pengambilalihan atau mengurangi jumlah pemegang saham
4. Membentuk pasar bagi saham.
5. Utk mengurangi operasi.

METODA AKUNTANSI UTK SAHAM TREASURI
 Dua metoda akuntansi utk shm treasuri
1. Metoda Biaya; mendebet saham treasuri utk biaya reakuisisi & dilaporkan sbg pengurang modal disetor & laba ditahan di neraca
2. Metoda Nilai Pari; menctt transaksi shm treasuri pd nilai pari & melaporkannya sbg pengurang atas saham modal

Saham Treasuri Diperhitungkan pd Biaya
 Perkiraan shm treasuri didebet utk biaya shm yg dibeli & dikredit ketika shm diterbitkan kembali.
 Dlm metoda biaya, harga yg diterima utk saham pd saat diterbitkan mula-mula tak mempengaruhi ayat jurnal utk menctt akuisisi & penerbitan kembali shm treasuri.

Contoh
1. 1000 lembar saham biasa dg nilai pari Rp100 diterbitkan dg harga Rp110
Kas Rp110.000
Saham Biasa Rp100.000
Modal disetor yg Melebihi Nilai Pari 10.000

2. 100 lembar saham biasa dibeli kembali pd harga Rp112
Saham Treasuri Rp11.200
Kas Rp11.200

3. 10 lembar saham treasuri diterbitkan kembali pd Rp112
Kas Rp1.120
Saham Treasuri (10 shm pd Rp112 per lbr) Rp1.120

4. 10 lembar saham treasuri diterbitkan kembali pd Rp130
Kas Rp1.300
Saham Treasuri (10 shm pd Rp112 per lbr) Rp1.120
Modal Disetor dr Saham Treasuri 180

5. 10 lembar saham treasuri diterbitkan kembali pd Rp98
Kas Rp980
Modal Disetor dr Saham Treasuri 140
Saham Treasuri (10 shm pd Rp112 per lbr) Rp1.120

6. 10 lembar saham treasuri diterbitkan kembali Rp105
Kas Rp1.060
Modal Disetor dr Saham Treasuri 40
Laba Ditahan 30
Saham Treasuri (10 shm pd Rp112 per lbr) Rp1.120

Saham Treasuri yg Dihitung pd Nilai Pari
 Dasar teori: pembelian atau akuisisi lainnya atas saham treasuri sebenarnya mrp penarikan konstruktif atas saham tsb
 Biaya akuisisi dr shm treasuri diperbandingkan dg jumlah yg diterima pd saat penerbitan awal
 Lebih bi akuisisi di atas harga penerbitan awal dibebankan pd Laba Ditahan
 harga penerbitan awal melebihi harga beli shm treasuri dibebankan pd Modal Disetor Saham Treasuri

Contoh
1. 1000 lembar saham biasa dg nilai pari Rp100 diterbitkan dg harga Rp110
Kas Rp110.000
Saham Biasa Rp100.000
Modal disetor yg Melebihi Nilai Pari 10.000

2. 100 lembar saham biasa dibeli kembali pd harga Rp112
Saham Treasuri (100 lb pd nilai pari Rp100) Rp10.000
Modal Disetor yg Melebihi Nilai Pari 1.000
Laba Ditahan 200
Kas Rp11.200

3. 100 lembar saham biasa dibeli kembali pd Rp98
Saham Treasuri (100 lb pd nilai pari Rp100) Rp10.000
Modal Disetor yg Melebihi Nilai Pari 1.000
Kas Rp9.800
Modal Disetor dr Saham Treasuri 1.200

4. 100 lembar saham biasa dibeli kembali pd Rp105
Saham Treasuri (100 lb pd nilai pari Rp100) Rp10.000
Modal Disetor yg Melebihi Nilai Pari 1.000
Kas Rp10.500
Modal Disetor dr Saham Treasuri 500

5. 100 lembar saham treasuri diterbitkan kembali pd Rp115
Kas Rp11.500
Saham Treasuri (100 shm pd nilai pari Rp100) Rp10.000
Modal Disetor yg Melebihi Nilai Pari 1.500

6. 100 lembar saham treasuri diterbitkan kembali Rp104
Kas Rp10.400
Saham Treasuri (100 shm pd nilai pari Rp100) Rp10.000
Modal Disetor yg Melebihi Nilai Pari 400

7. 100 lembar saham treasuri diterbitkan kembali Rp94
Kas Rp9.400
Modal Disetor dr Saham Treasuri 600
Saham Treasuri (100 shm pd nilai pari Rp100) Rp10.000

PENARIKAN SAHAM TREASURI
Contoh: penarikan 10 lb shm biasa dg nilai pari Rp100 yg diterbitkan pd Rp110

Metoda Biaya Metoda Nilai Pari
Jika saham treasuri dibeli pd Rp112
Saham Biasa 1.000
Modal Disetor yg
Melebihi Nilai Pari 100
Laba Ditahan 20
Saham Treasuri 1.120
Saham Biasa 1.000
Saham Treasuri 1,000
Jika saham treasuri dibeli pd Rp98
Saham Biasa 1.000
Modal Disetor yg
Melebihi Nilai Pari 100
Modal Disetor dr Penarikan
Saham Biasa 120
Saham Treasuri 980

Saham Biasa 1.000
Saham Treasuri 1.000

SAHAM TREASURI DI NERACA
 Pelaporan shm treasuri pd neraca berdasarkan metoda biaya atau nilai pari

Metoda Biaya Utk Melaporkan Saham Treasuri
Ekuitas pemegang saham
Saham biasa Rp1 pari; otorisasi 2jt lb; diterbitkan 1,5jt lb
Tambahan modal disetor
Total modal disetor
Laba ditahan
Total modal disetor & laba ditahan
Dikurangi: biaya saham treasuri (80.000 lb)
Total ekuitas pemegang saham
Rp1.500.000
3.600.000
5.100.000
4.781.484
9.881.484
(480.000)
Rp9.401.484

Metoda Nilai Pari Utk Melaporkan Saham Treasuri
Ekuitas pemegang saham
Saham biasa Rp1 pari; otorisasi 2jt lb; diterbitkan 1,5jt lb
Dikurangi: saham treasuri (80.000 lb pd nilai pari)
Saham biasa yg beredar
Tambahan modal disetor
Total modal disetor
Laba ditahan
Total ekuitas pemegang saham
Rp 1.500.000
(80.000)
1.420.000
3.200.000
4.620.000
4.781.484
Rp 9.401.484

KARAKTERISTIK SAHAM PREFEREN
 Saham preferen (SP) adl shm dg keistimewaan krn memiliki preferensi yg tak dimiliki oleh shm biasa
 Kelebihan SP (seringkali berkaitan dg penerbitan):
1. Preferensi atas deviden
2. Prefrensi atas aktiva pd saat likuidasi
3. Dapat dikonversi ke saham biasa
4. Dapat ditebus opsi perseroan
5. Tak mpy hak suara.

KEISTIMEWAAN SAHAM PREFEREN
1. Kumulatif. Dividen tak dibayar pd suatu th hrs dibayarkan th berikutnya sblm laba dpt dibagikan kpd pemegang shm biasa.
2. Partisipasi. Pemegang shm preferen partisipasi membagi rata dg pemegang shm biasa pd pembagian laba di luar tk yg ditentukan.
3. Konvertibel. Pemegang shm dpt menukar shm preferen dg shm biasa pd rasio yg telah ditentukan sblmnya, berdasarkan hak opsinya.
4. Dapat ditarik (callable). Perush penerbit shm dpt menarik atau menebus berdasar hak opsi, shm preferen yg beredar pd tgl ttt di masa depan & pd harga yg ditentukan.

TAMBAHAN MODAL DISETOR
 Transaksi dasar yg mempengaruhi tambahan modal disetor adl
Tambahan Modal Disetor
1. Disagio shm modal yg diterbitkan
2. Penjualan shm treasuri di bawah harga pokok
3. Penyerapan kekurangan dlm suatu rekapitulasi (kuasi-reorganisasi)
4. Pengumuman dividen likuidasi 1. Agio shm modal yg diterbitkan
2. Penjualan shm treasuri di atas harga pokok
3. Modal tambahan yg timbul pd rekapitalisasi atau revisi pd struktur modal (kuasi-reorganisasi)
4. Penilaian tambahan pd pmg shm
5. Konversi obligasi konvertibel atau shm preferen
6. Pengumuman dividen shm “kecil” (biasa)

POS-POS EKUITAS TAMBAHAN
MODAL DONASI & REVALUASI
 Pos lain yg dilaporkan pd ekuitas pmg shm sbg st bentuk modal tambahan:
1. modal donasi &
2. modal revaluasi atau modal apresiasi yg belum direalisasi.
 Modal donasi berasal dr hibah kpd perush oleh pmg shm & kreditur.
 Modal revaluasi berasal dr kenaikkan atau penurunan aktiva dr harga pokok

 Klasifikasi ekuitas pemegang saham hrs dibedakan:
1 Saham Modal 4 Modal Revaluasi
2 Tambahan Modal Disetor 5 Laba Ditahan
3 Modal Donasi

AKUNTANSI UNTUK PERSEKUTUAN
Kegiatan Belajar 1
Pembentukan Persekutuan dan Pembagian Laba atau Rugi Persekutuan
Perbedaan pokok antara perusahaan perseorangan dan persekutuan adalah dalam masalah transaksi modal. Oleh karena persekutuan merupakan perusahaan milik beberapa orang maka laba yang diperoleh juga harus dibagikan kepada seluruh pemilik. Ada berbagai cara dalam pembagian laba atau rugi ini. Agar tidak menimbulkan kesulitan di kemudian hari sebaiknya perjanjian pembagian laba harus diuraikan dengan jelas dalam bentuk tertulis. Bila tidak ada perjanjian yang menyangkut masalah pembagian laba atau rugi, maka dianggap pembagian laba atau rugi dilakukan dengan perbandingan yang sama.
Bila persekutuan dibentuk dari perusahaan yang sebelumnya sudah berjalan, biasanya nilai buku aktiva dari perusahaan sebelumnya menjadi tidak relevan lagi. Oleh karena itu pada umumnya nilai buku tersebut harus disesuaikan lebih dahulu. Persekutuan cukup mencatat nilai aktiva yang baru (yang disetujui bersama), tidak perlu memperhatikan harga perolehan aktiva ketika dulu dibeli oleh perusahaan sebelum menjadi persekutuan. Harga perolehan aktiva bagi persekutuan yaitu harga pada saat aktiva tersebut menjadi hak persekutuan.
Secara umum ciri-ciri persekutuan adalah:
1. umur yang terbatas
2. tanggung jawab anggota yang tidak terbatas
3. pemilikan harta bersama
4. partisipasi dalam pembagian laba atau rugi; dan
5. perjanjian tertentu.
Kegiatan Belajar 2
Akuntansi untuk Pembubaran Persekutuan dan Likuidasi Persekutuan
Salah satu sifat utama dari bentuk organisasi persekutuan adalah usianya yang terbatas. Setiap perubahan anggota persekutuan akan mengakibatkan pembubaran persekutuan. Dengan demikian masuknya anggota sekutu baru, keluarnya anggota sekutu lama dan meninggalnya salah seorang anggota persekutuan, akan membubarkan persekutuan yang ada.
Masuknya sekutu dalam persekutuan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. dengan cara membeli hak pemilik sekutu lama;
2. dengan cara menyetorkan aktiva kepada persekutuan.
Perbedaan cara penerimaan sekutu baru akan mengakibatkan perbedaan dalam akuntansi. Pada cara pertama transaksi penerimaan sekutu baru hanya dilakukan dengan memindahkan akun modal sekutu lama ke akun sekutu baru. Dengan demikian tidak terjadi perubahan struktur aktiva maupun struktur modal. Pada cara kedua persekutuan akan mencatat penambahan aktiva dan penambahan modal. Jumlah aktiva yang dicatat tidak harus sama dengan jumlah modal sekutu baru. Adakalanya setoran modal dicatat lebih rendah atau lebih tinggi sehingga menimbulkan goodwill yang akan diberikan kepada sekutu lama atau sekutu yang baru masuk. Umumnya bila persekutuan akan menerima anggota baru diadakan penyesuaian lebih dahulu terhadap akun-akun yang ada. Sehingga buku besarnya dapat mencerminkan harga aktiva secara lebih layak. Laba atau rugi yang timbul karena adanya penilaian kembali ini kemudian akan dibagikan kepada para sekutu lama.
Bila persekutuan mau menghentikan kegiatannya, maka biasanya akan menjual seluruh aktivanya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pembagian kekayaan kepada para anggotanya. Proses pembubaran perusahaan ini dikenal dengan proses likuidasi. Adapun langkah-langkah dalam proses likuidasi adalah:
1. menyesuaikan dan menutup buku-buku yang ada;
2. menjual seluruh aktiva nonkas (realisasi);
3. melunasi seluruh utang perusahaan;
4. mengembalikan modal kepada para sekutu.
Oleh karena tanggung jawab anggota persekutuan tidak terbatas maka bila ada salah seorang anggota sekutu yang modalnya negatif mereka tetap harus menutup jumlah modal yang negatif tersebut. Seandainya sekutu tersebut dalam keadaan bangkrut, maka sekutu yang masih mampu harus menanggung defisit sekutu tersebut.
________________________________________
AKUNTANSI UNTUK PERSEROAN I
Kegiatan Belajar 1
Perseroan
Perseroan adalah badan hukum yang dapat memiliki harta kekayaan, menandatangani perjanjian, mengadakan utang-piutang dan hak serta kewajiban seperti orang-orang pribadi. Perseroan dikatakan sebagai perseroan tertutup bila saham-sahamnya hanya dimiliki oleh kalangan orang tertentu saja dan dikatakan sebagai perseroan terbuka kalau saham-sahamnya dapat dibeli oleh masyarakat bebas.
Modal saham perseroan dapat terdiri atas saham biasa dan saham prioritas (saham preferen). Saham prioritas adalah saham yang memiliki hak-hak lebih tertentu, seperti hak untuk memperoleh dividen lebih dahulu, hak suara, hak pembagian dividen yang pasti dan hak pembagian kekayaan lebih dahulu. Sehubungan dengan masalah pembagian dividen saham prioritas dapat dibedakan menjadi:
1. Saham prioritas yang kumulatif, partisipasi
2. Saham prioritas yang kumulatif, non-partisipasi
3. Saham prioritas yang non-kumulatif, partisipasi
4. Saham prioritas yang non-kumulatif, non-partisipasi.
Ciri-ciri yang membedakan bentuk perusahaan perseroan dengan persekutuan adalah sebagai berikut.
Perseroan merupakan badan hukum tersendiri, oleh sebab itu tanggung jawab harta kekayaan dan utang ada di tangan perseroan itu sendiri. Oleh karena itu, pemilik perseroan hanya bertanggung jawab terhadap jumlah uang yang telah ditanamkan di perseroan tersebut. Dalam hal ini tidak ada tanggung jawab renteng. Hak pemilikan perseroan yang ditandai dengan surat saham dapat dengan mudah dipindahtangankan, dengan demikian pemilikan perseroan lebih luwes dibandingkan dengan persekutuan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa laba yang dibagikan kepada para pemilik akan dikenakan pajak dua kali. Pertama, pada saat laba diperoleh perseroan akan dikenakan pajak penghasilan untuk perseroan dan kedua, pada saat laba diterima pemegang saham akan dikenakan pajak penghasilan atas nama pemegang saham pribadi. Selain itu perseroan pada umumnya dikenakan peraturan-peraturan pemerintah yang lebih banyak dibandingkan dengan persekutuan atau perusahaan perseorangan. Namun bentuk perseroan lebih disukai oleh perusahaa-perusahaan besar dibandingkan dengan bentuk perusahaan yang lain.
Kegiatan Belajar 2
Transaksi Modal
Perseroan adalah merupakan badan hukum. Oleh sebab itu perseroan dapat bertindak (melakukan transaksi) atas namanya sendiri. Perseroan dapat memiliki aktiva atas nama sendiri dan perseroan dapat berutang juga atas namanya sendiri. Tanggung jawab pemilik (pemegang saham) terbatas pada jumlah uang yang telah mereka setorkan saja. Artinya bila suatu perseroan bangkrut, maka kreditur tidak berhak menagih (menuntut) harta pribadi pemilik perseroan. Pada umumnya pemilikan saham perseroan lebih mudah untuk diperjualbelikan tidak seperti halnya pada pemilikan dalam persekutuan.
Modal perseroan terdiri atas saham-saham, saham-saham ini dapat dibedakan menurut jenisnya yang dapat diikhtisarkan sebagai berikut.
Penyajian modal saham dalam neraca harus dapat menjelaskan berapa jumlah modal saham statutairnya dan berapa jumlah yang telah ditempatkan. Akun modal dalam perseroan dapat dibedakan menjadi:
1. jumlah nominal saham;
2. jumlah kelebihan setoran di atas nominalnya (agio saham); dan
3. jumlah laba yang belum dibagikan kepada para pemegang saham.
Bila perseroan menerbitkan saham tanpa nilai nominal maka harus ditentukan jumlah (nilai) yang ditetapkan. Nilai yang ditetapkan ini dianggap sebagai nilai nominalnya. Pada saat perseroan melakukan emisi saham, maka akun kas atau aktiva lain akan didebet, akun modal saham dikredit sebesar nominalnya (pari), dan kelebihan setoran dicatat dalam akun sendiri yang disebut akun agio saham.
Akun modal saham selain dipisahkan ke dalam akun modal saham dan agio saham juga harus diadakan akun modal untuk setiap jenis saham. Klasifikasi modal sendiri pada perseroan dapat dibedakan sebagai berikut.
Bila saham perseroan pada saat emisi ditukarkan dengan aktiva selain kas, maka aktiva yang diterima sebagai setoran tersebut dicatat sebesar harga pasarnya, selisih antara harga pasar aktiva tersebut dengan nominal saham dicatat sebagai agio atau disagio saham. Bila harga pasar aktiva tersebut tidak dapat ditentukan, aktiva tersebut dapat dicatat sebesar harga pasar dari saham perseroan pada saat pertukaran terjadi. Selisih harga pasar saham dengan nominalnya akan dicatat sebagai agio (disagio).
Dalam neraca selain disajikan jumlah modal secara keseluruhan, juga sering disajikan nilai buku per lembar saham. Nilai buku per lembar dihitung dengan cara membagi alokasi modal sendiri ke setiap jenis saham dengan jumlah lembar yang beredar untuk setiap jenisnya. Nilai buku ini menunjukkan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap harga pasar saham di bursa.
Biaya organisasi (biaya pendirian) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka mendirikan perseroan. Biaya organisasi ini pada umumnya akan disajikan dalam neraca sebagai aktiva permanen. Bila dirasa biaya organisasi tidak akan bermanfaat, maka biaya organisasi diamortisasi dan dibebankan secara sistematis sebagai biaya.
________________________________________
AKUNTANSI UNTUK PERSEROAN II
Kegiatan Belajar 1
Klasifikasi Modal
Klasifikasi modal saham dalam neraca harus diungkapkan dengan jelas. Penyajian modal saham dalam neraca harus mengungkapkan berapa jumlah modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang ada dalam portofolio. Selisih antara jumlah yang disetor pemegang saham dengan nominal saham dicatat sebagai Premium Modal Saham. Nama lain dari akun ini adalah Agio Modal Saham. Akun Modal Sumbangan digunakan untuk menampung sumbangan-sumbangan yang diterima perseroan. Aktiva yang diterima sebagai sumbangan dinilai sebesar harga pasar dari aktiva tersebut ketika diterima perusahaan.
Adanya pendapatan yang tidak dikenakan sebagai pajak dan biaya yang tidak dianggap sebagai beban oleh peraturan pajak mengakibatkan besarnya pajak menurut perhitungan akuntansi dan perpajakan berbeda. Bila perbedaan ini diakibatkan karena perbedaan waktu maka selisih yang terjadi dicatat dalam akun penangguhan utang PPh.
Sering kali terjadi untuk mencegah laba yang ditahan dibagikan sebagai dividen, perusahaan menyisihkan sebagian laba yang ditahan. Untuk penyisihan ini digunakan akun penyisihan laba yang ditahan (misalnya penyisihan untuk ekspansi) guna memindahkan jumlah dari akun laba yang ditahan ke akun penyisihan ini.
Kegiatan Belajar 2
Jenis Dividen
Perusahaan dapat membagikan dividen dalam bentuk kas, aktiva lain, atau saham bonus. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembagian dividen adalah masalah:
1. Kapan utang dividen harus dicatat
2. Kepada siapa dividen akan diterimakan
3. Kapan pembayaran dividen akan dilakukan.
Agar perusahaan dapat membagikan dividennya, maka perusahaan tersebut harus:
1. Mempunyai saldo laba yang ditahan cukup besar
2. Jumlah kas yang cukup
3. Memutuskan secara resmi tentang pembagian dividen.
Dividen tunai tidak boleh dibagikan kepada pemilik saham treasury sedangkan dividen saham dapat dibagikan kepada pemilik saham treasury dapat pula tidak. Pembagian dividen tunai akan menyebabkan laba yang ditahan berkurang dan aktiva perusahaan berkurang. Sedangkan pembagian dividen saham tidak akan mengurangi jumlah modal saham. Pembagian ini hanya akan mengakibatkan perubahan bentuk modal dari laba yang ditahan menjadi modal saham. Pemecahan saham adalah usaha perseroan untuk menurunkan harga pasar sahamnya dengan cara menambah jumlah lembar saham yang beredar. Penambahan ini dilakukan dengan cara menurunkan nilai nominal saham. Kejadian i
Daftar Pustaka
1. Niswonger & Fees. (1977). Accounting Principles. Cincinnati, Ohio: South Western Publishing Co.
2. Slavin, Albert dan Reynold, Isaac N. (1975). Basic Accounting. Third Edition. Rinehart and Winston, Inc.
3. Thacker, Ronald J. (1979). Accounting Principles. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall Internasional.

Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli barang. Perusahaan membeli barang untuk dijual kembali dalam bentuk semula tanpa mengalami pengolahan. Perusahaan dagang dapat berupa toko, penyalur tunggal, agen penjualan, distributor dan sejenisnya. Karakteristik utama perusahaan dagang adalah bahwa pada peristiwa penjualan terjadi penyerahan barang yang didalamnya memuat jumlah rupiah disebut harga pokok penjualan.
Pendapatan utama perusahaan dagang adalah berasal dari penjualan barang sehingga rekening penjualan digunakan sebagai ganti rekening Pendapatan. Juga Piutang Dagang dan Utang Dagang. Di samping itu ada akun-akun khusus yang bersangkutan dengan perusahaan dagang di samping Penjualan, antara lain yang terpenting adalah Harga Pokok Penjualan, Pembelian, Retur dan Keringanan Penjualan, Retur dan Keringanan Pembelian, Potongan Penjualan dan Potongan Pembelian. Potongan pembelian ataupun potongan penjualan hendaknya tidak dikacaukan dengan pengertian potongan harga (price/trade discount).
Ada akun khusus menyebabkan Laporan laba-rugi perusahaan dagang juga berbeda dengan laporan perusahaan dagang. Biaya dalam perusahaan dagang dibagi menjadi dua kelompok yaitu biaya yang melekat pada barang dagangan yang terjual yang disebut biaya operasi. Harga pokok penjualan sendiri sebenarnya merupakan biaya operasi lainnya. Penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan merupakan laba yang berasal dari penjualan yang dikenal dengan istilah laba kotor penjualan.
Pada saat terjadi penjualan sebenarnya terjadi dua peristiwa yaitu pertama terjadinya pendapatan yang disebut penjualan yang mempunyai akibat menambah modal dan yang kedua keluarnya barang dagangan sebagai harga pokok penjualan yang mempunyai akibat mengurangi modal karena sifatnya sebagai biaya. Bila pada saat penjualan keluarnya barang dagangan sebagai harga pokok tidak dihitung dan dicatat dan baru akan dicatat pada akhir periode sebagai penyesuaian maka dikatakan bahwa perusahaan menggunakan sistem persediaan fisik atau periodik (physical or periodical inventory system). Sedangkan bilangan pada tiap kali terjadi penjualan harga pokok barang yang ke luar dicatat maka dikatakan bahwa perusahaan menggunakan sistem persediaan kontinyu atau buku/perpetual or book inventory system.
Kegiatan Belajar 2
Jurnal Khusus
Pada umumnya di dalam perusahaan terjadi transaksi rutin dan frekuensi terjadinya sangat tinggi. Transaksi rutin ini biasanya meliputi: penjualan kredit, pembelian kredit, penerimaan kas, pengeluaran kas dan sebagainya. Dengan buku jurnal dua kolom ternyata pencatatan transaksi rutin menjadi tidak tepat dan praktis lagi terutama dalam hal posting dari jurnal ke buku besar. Karena itu transaksi rutin yang sering terjadi sebaiknya dicatat dalam buku jurnal tersendiri yang disebut dengan buku jurnal khusus. Dengan adanya jurnal khusus maka biasanya ada beberapa akun yang memerlukan perincian misalnya Piutang Dagang dan Utang Dagang. Akun-akun untuk perincian ini membentuk satu buku besar tersendiri yang disebut dengan buku besar pembantu, sedangkan buku besar yang akan digunakan dalam menyusun daftar saldo disebut dengan buku besar umum.
Jurnal khusus yang biasanya memiliki oleh suatu perusahaan antara lain :
1. Jurnal Penjualan (PN)
2. Jurnal Penjualan (PB)
3. Jurnal Penerimaan Kas (KM)
4. Jurnal Pengeluaran Kas (KK)
5. Jurnal Retur Dan Keringanan Penjualan ( RN)
6. Jurnal Retur dan Keringanan Pembelian ( RB)
Transaksi yang tidak dapat dicacat dalam buku jurnal di atas akan dicatat dalam buku Jurnal umum (UM) yang dapat merupakan buku jurnal biasa (dua kolom) atau berkolom banyak (columnair journal).
Tentu saja tiap perusahaan tidak harus menyediakan seluruh jurnal khusus di atas tetapi harus disesuaikan dengan kebutuhan. Suatu perusahaan mungkin cukup mempunyai satu jurnal yaitu jurnal umum saja karena transaksi yang terjadi masih sederhana. Bila perusahaan makin maju dan transaksinya makin kompleks maka mungkin diperlukan suatu jurnal khusus. Yang jelas adalah bahwa suatu perusahaan selalu menyediakan jurnal umum. Adapun kombinasi jurnal yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan adalah sebagai berikut (bila sudah mulai menggunakan jurnal khusus):
Kombinasi I : UM + PN
Kombinasi II : UM + PN + PB
Kombinasi III : UM + PN + PB + KM
Kombinasi IV : UM + PN + PB + KM + KK
Kombinasi V : UM + PN + PB + KM + KK +RN
Kombinasi VI : UM + PN + PB + KM + KK + RN + RB
Tiap perusahaan dapat memilih salah satu kombinasi dengan variasi bentuk jurnal khusus yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan.
Tiap perusahaan dapat memilih salah satu kombinasi dengan variasi bentuk jurnal khusus yang disesuaikan dengan kombinasi perusahaan.

KONSINYASI

Biasanya jumlah calon pelanggan maupun pelangggan pada setiap wilayah adalah terbatas, maka untuk meningkatkan volume penjualan adalah dengan memperluas daerah pemasaran. Ada banyak cara untuk meningkatkan volume penjualan antara lain: dengan penjualan cicilan, konsinyasi, agen maupun cabang. Pada pertemuan kali ini khusus membahas mengenai akuntansi konsinyasi.

Konsinyasi merupakan suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barang kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan harga dan syarat yang diatur dalam perjanjian. Pihak yang menyerahkan barang (pemilik) disebut Konsinyor / consignor / pengamanat. Pihak yang menerima barang Konsinyasi disebut Konsinyi / Consigner / Komisioner. Bagi konsinyor barang yang dititipkan kepada konsinyi untuk dijualkan disebut barang konsinyasi (konsinyasi keluar/consigment out)

Terdapat 4 hal yang merupakan ciri dari transaksi Konsinyasi yaitu :
1) Barang Konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh Konsinyor, karena hak untuk barang masih berada pada Konsinyor.
2) Pengiriman barang Konsinyasi tidak menimbulkan pendapatan bagi Konsinyor dan sebaliknya.
3) Pihak Konsinyor bertanggungjawab terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang Konsinyasi kecuali ditentukan lain.
4) Komisioner dalam batas kemampuannya berkewajiban untuk menjaga keamanan dan keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya.

Alasan Komisioner menerima perjanjian Konsinyasi, antara lain :

1) Komisioner terhindar dari resiko kegagalan memasarkan barang tsb.

2) Komisioner terhindar dari resiko rusaknya barang atau adanya fluktuasi harga.

3) Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi.

Alasan-alasan Konsinyor untuk mengadakan perjanjian Konsinyasi :

1) Konsinyasi merupakan cara untuk lebih memperluas pemasaran.

2) Resiko-resiko tertentu dapat dihindarkan misalnya komisioner bangkrut maka barang konsinyasi tidak ikut disita.

3) Harga eceran barang tersebut lebih dapat dikontrol.

Akuntansi untuk Konsinyasi

Prosedur akuntansi bagi Konsinyor maupun Konsinyi dalam buku mereka masing-masing ada 2 metode, yaitu :

1) Transaksi Konsinyasi yang menyebabkan R/L Konsinyasi dicatat secara terpisah.

2) Transaksi Konsinyasi yang menyebabkan R/L Konsinyasi tidak dicatat secara terpisah.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN
Analisa laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.

PENGENALAN ANALISIS BISNIS
Analisis laporan keuangan merupakan bagian dari analisis bisnis. Analisis bisnis merupakan analisis atas prospek dan resiko perusahaan untuk kepentingan pengambilan keputusan bisnis.
Tujuan analisis bisnis adalah membantu pengambilan keputusan dengan menstrukturkan tugas analisis atas lingkungan bisnis perusahaan, strateginya, serta posisi dan kinerja keuangannya.
JENIS – JENIS ANALISIS BISNIS
Analisis laporan keuangan merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dari analisis bisnis. Sasaran analisis bisnis adalah untuk meningkatkan pengambilan keputusan bisnis dengan mengevaluasi informasi yang tersedia tentang situasi keuangan perusahaan, manajemennya, rencana dan strateginya, serta lingkungan bisnisnya. Analisis bisnis diterapkan dalam banyak bentuk dan merupakan suatu bagian penting dari keputusan analis efek, penasehat investasi, manajer reksa dana (fund manager), bankir investasi (investment banker), pemeringkat kredit (credit raters), bankir korporasi (corporate bankers), dan investor individual.

JENIS-JENIS UTAMA ANALISIS BISNIS

1. Analisis Kredit
Kreditor meminjamkan dana kepada sebuah perusahaan dan menerima janji pembayaran atas pokok dan bunganya. Kreditor meminjamkan dana dalam banyak bentuk dan untuk beragam tujuan.
Kreditor dagang (operating creditor) mengirimkan barang atau jasa kepada perusahaan dan mengharapkan pembayaran dalam waktu yang masuk akal, yang sering kali didasarkan pada norma industri.
Kreditor nondagang (nontrade creditors atau debtholder) menyediakan pendanaan kepada perusahaan dan menerima janji, biasanya tertulis, atas pembayaran dengan bunga (eksplisist atau implisist) pada tanggal tertentu di masa depan.
Analisis kredit merupakan evaluasi atas kelayakan perusahaan untuk mendapatkan kredit. Pengguna yang terlibat didalam analisis kredit yakni pihak kreditor.
Kelayakan kredit (credit worthiness) adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban kreditnya. Fokus utama analisis kredit terletak pada risiko, bukan profitabilitas.
Analisis kredit berfokus pada sisi buruk risiko, bukan sisi baik potensi. Hal ini meliputi analisis likuiditas maupun solvabilitas.
• Likuiditas (liquidity) merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dalam jangka pendek untuk memenuhi kewajibannya. Likuiditas bergantung pada arus kas perusahaan dan komponen aktiva lancar dan kewajiban lancarnya.
• Solvabilitas (solvency) merupakan kemungkinan dan kemampuan jangan panjang perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka panjang.
Alat analisis kredit dan kriterianya untuk penilaian beragam ketentuan (tanggal jatuh tempo), jenis, dan tujuan kontrak utangnya. Dalam kredit jangka pendek, kreditor berkepentingan atas kondisi keuangan kini, arus kas, dan likuiditas aktiva lancar. Dalam kredit jangka panjang, meliputi penilaian obligasi, kreditor memerlukan analisis yang lebih rinci dan berorientasi ke depan. Analisis kredit jangka panjang meliputi proyeksi arus kas dan evaluasi profitabilitas yang berlanjut (disebut pula sustainable earning power). Analisis kredit dilakukan dalam berbagai konteks keputusan.

2. Analisis Ekuitas
Investor ekuitas (equity investor) menyediakan dana kepada perusahaan sebagai balasan atas risiko dan imbalan kepemilikan. Investor ekuitas merupakan penyedia terbesar pendanaan perusahaan. Pendanaan ekuitas, disebut juga ekuitas atau modal saham, menawarkan pengamanan atau penjagaan untuk semua bentuk pendanaan yang lebih utama darinya. Hal ini berarti investor ekuitas berhak atas berdistribusi aktiva perusahaan hanya setelah klaim dari pengklaim yang lebih utama telah dipenuhi, termasuk bunga dan dividen preferen. Sebagai akibatnya, investor ekuitas mendapatkan bunga residu. Hal ini mengimplikasikan bahwa investor ekuitas menjadi pihak pertama yang menyerap kerugian jika perusahaan terlikuidasi, meskipun kerugian mereka ekuitas mendapat keuntungan tanpa batas. Dengan demikian, berbeda dengan analisis kredit, analisis ekuitas bersifat asimetri, dimana harus menilai dua sisi risiko dan potensi. Karena investor ekuitas dipengaruhi oleh seluruh aspek kondisi dan kinerja keuangan perusahaan, kebutuhan analisis mereka paling banyak dan komprehensif.
Individu yang menerapkan strategi investasi aktif menggunakan terutama analisis teknis, analisis fundamental, atau kombinasi keduanya.
• Analisis teknis (technical analysis), atau charting, mencari pola dalam sejarah harga atau volume sebuah memprediksi pergerakan harga saham di masa depan.
• Analisis fundamental (fundamental analysis), yang lebih luas diterima dan diaplikasikan, merupakan proses menentukan nilai perusahaan dengan menganalisis dan menginterpretasikan faktor-faktor kunci untuk ekonomi, industri, dan perusahaan. Tujuan utama analisis fundamental adalah menentukan nilai intrinsik, yang disebut juga nilai fundamental (fundamental value).
Nilai intrinsik (intrinsic value) adalah nilai sebuah perusahaan (atau sahamnya) berdasarkan analisis fundamental, tanpa mengacu pada nilai pasar (atau harga saham)

KEGUNAAN LAIN DARI ANALISIS BISNIS
Analisis bisnis dan analisis laporan keuangan diperlukan dalam beberapa hal lain sebagai berikut.
• Manajer
Untuk menjamin kesejahteraan mereka sendiri dan potensi pendapatan mereka di masa depan, manajer berkepentingan atas kondisi keuangan, profitabilitas, dan prospek perusahaan mereka. Baik analisis bisnis maupun analisis laporan keuangan, memuat perspektif pihak luar terhadap perusahaan, sebagaimana kreditor dan investor memandangnya. Analisis laporan keuangan memberikan petunjuk kepada manajer perubahan strategis dalam kegiatan operasional, investasi dan pendanaan perusahaan. Manajer juga menganalisis dan laporan keuangan perusahaan pesaing untuk mengevaluasi profitabilitas dan risiko pesaing. Analisis tersebut memungkinkan adanya perbandingan antar perusahaan (interfirm comparisons), baik untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan relatif terhadap kompetitor, maupun sebagai tolok ukur (benchmark) kinerja.
• Merger, akuisisi, dan divestasi
Analisis bisnis dilakukan setiap kali perusahaan merestrukturisasi operasinya, melalui merger, akuisisi, divestasi, maupun spin-off. Bankir investasi perlu mengindentifikasi target potensi dan menentukan nilainya. Analis efek perlu menentukan apakah akan ada tambahan nilai, dan bila ada berapa nilainya, yang dihasilkan dari merger bagi perusahaan pembeli maupun bagi perusahaan target. Merger dan akuisisi hampir selalu didasarkan pada estimasi nilai intrinsik, walaupun harga saham perusahaan pembeli dan perusahaan target tersedia. Tujuan analisis merger dan akuisisi mirip dengan analisis ekuitas.

• Manajemen keuangan
Manajer harus mengevaluasi dampak keputusan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Analisis bisnis membantu manajer untuk menilai dampak keputusan keuangan terhadap profitabilitas di masa mendatang maupun resikonya. Manajer juga harus menentukan nilai intrinsik sebelum menjalankan program pembelian kembali saham. Suatu pendapat umum bahwa perusahaan membeli kembali sahamnya karena saham perusahaannya dihargai pasar terlalu rendah (underpriced). Untuk menentukan hal tersebut, manajer harus mengestimasi nilai intrinsik perusahaan.
• Auditor eksternal
Hasil sebuah audit adalah opini atas kewajiban laporan keuangan klien. Saat terselesaikannya audit, analisis laporan keuangan dapat menjadi alat pengecekan akhir atas kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Auditor juga dapat menggunakan analisis kredit untuk mengevaluasi kemampuan klien mereka untuk melanjutkan usaha (going concern).

• Direktur
Sebagai wakil pemegang saham terpilih, direktur bertanggung jawab untuk melindungi kepentingan pemegang saham dengan mengawasi secara hati-hati aktivitas perusahaan. Hal ini memerlukan pemahaman dan apresiasi atas aktivitas pendanaan, investasi, dan operasi. Analisis bisnis maupun analisis laporan keuangan membantu direktur untuk menunaikan tanggungjawab pengawasan mereka.
• Regulator (pembuat peraturan). Internal Revenue Service (IRS) menerapkan alat analisis laporan keuangan untuk mengaudit laporan pajak dan memeriksa kewajaran jumlah yang dilaporkan. Badan pengatur lainnya menggunakan teknik analisis dalam peran mereka sebagai pengarah dan penentu. Politisi sering menggunakan laporan keuangan untuk mendukung kebutuhan mereka, atau jika tidak ada, untuk membuat peraturan yang membuah industri mengandung pajak tambahan, sementara profitabilitas yang rendah dapat berakibat pada keringanan dan subsidi pajak.
• Serikat kerja
Teknik analisis laporan keuangan berguna bagi serikat kerja dalam negosiasi tawar-menawar kolektif.
• Pelanggan
Teknik analisis digunakan untuk menentukan profitabilitas pemasok bersamaan dengan estimasi keuntungan pemasok dari transaksi yang saling menguntungkan.

KOMPONEN ANALISIS BISNIS

Analisis Lingkungan Bisnis Dan Strategi
Analisis lingkungan bisnis dan strategi terdiri atas bagian analisis industri dan analisis strategi. Analisis industri biasanya merupakan langkah pertama, mengingat prospek dan struktur industri sangat menentukan profitabilitas perusahaan.
Analisis industri (industry analysis) sering kali dikerjakan dengan menggunakan kerangka yang diajukan oleh Porter (1980, 1985) atau analisis rantai nilai (value chain analysis).
Analisis strategi (strategy analysis) merupakan evaluasi atas keputusan bisnis perusahaan dan keberhasilan perusahaan membangun keunggulan kompetitifnya.
Analisis lingkungan bisnis dan strategi memerlukan pengetahuan tentang kekuatan ekonomi dan industry. Analisis ini juga memerlukan pengetahuan tentang manajemen strategi, kebijakan bisnis, produksi, manajemen logistic, pemasaran, dan ekonomi manajerial

Analisis Akuntansi
Analisis akuntansi (accounting analysis) merupakan proses evaluasi sejauh mana akuntansi perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Keterbatasan akuntansi ini mempengaruhi kegunaan laporan keuangan dan menimbulkan setidaknya dua masalah dalam analisis.
• Pertama, ketidakseragaman akuntansi menyebabkan masalah perbandingan (comparability problem). Masalah ini muncul jika perusahaan yang berbeda menerapkan akuntansi yang berbeda untuk transaksi atau peristiwa yang sama. Masalah ini juga muncul jika perusahaan mengubah akuntansinya, yang berakibat pada timbulnya kesulitan perbanding sementara.
• Kedua, pilihan dan ketidaktepatan dalam akuntansi dapat mendistrosi informasi laporan keuangan. Distorsi akuntansi (accounting distortion) merupakan penyimpangan informasi akuntansi dari ekonomi yang mendasarinya.
Distorsi ini muncul dalam setidaknya tiga bentuk.
1. Estimasi manajemen dapat salah satu tidak lengkap. Kesalahan estimasi ini merupakan sebab utama distorsi akuntansi.
2. Manajer dapat menggunakan pilihan dalam akuntansi untuk manipulasi atau mempercantik laporan keuangan (window-dressing). Manajemen laba ini dapat menyebabkan distorsi akuntansi.
3. Standar akuntansi dapat menyebabkan distorsi akuntansi karena gagal menangkap realitas ekonomi.
Tiga jenis distorsi akuntansi ini menciptakan risiko akuntansi laporan keuangan. Risiko akuntansi (accounting risk) merupakan ketidakpastian dalam analisis laporan keuangan karena distorsi akuntansi.
Sasaran utama analisis akuntansi adalah mengevaluasi dan mengurangi resiko akuntansi serta meningkatkan muatan ekonomis laporan keuangan.
Analisis akuntansi meliputi evaluasi kualitas laba perusahaan atau secara lebih luas, kualitas akuntansinya. Analisis akuntansi juga mencakup evaluasi atas daya tahan laba (earning persistence), yang kadang kala disebut sustainable earning power.

Analisis Keuangan
Analasis keuangan merupakan penggunaan laporan keuanganan untuk menganalisis posisis dan kinerja keuangan perusahaan dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.
Analisis keuangan terdiri dari 3 bagian besar,yaitu:
1. Analisis Profitabilitas
merupakan evaluasi atastingkat pengemvalian investasi perusahaan. Analisis ini berfokus pada sumber daya perusahaan dan tingkat profitabilitasnya. Dan melibatkan identifikasi dan pengukuran dampak berbagai pemicu profitabilitas.
2. Analisis Resiko
merupakan evaluasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya dengan variasi laba. Analisis resiko penting untuk analisis ekuitas, baik untuk mengevaluasi keandalan dabn daya tahan kinerja perusahaan untuk mengestimasi biaya modal perusahaan.
3. Analisis Sumber dan Pengunaan Dana
merupakan evaluasi bagaimana perusahaan memperoleh dan menggunakan dananya. Analisis ini memberikan pandangan tentang implikasi pendanaan perusahaan dimasa depan.

Analisis Prospektif
Merupakan peramalana hasil dimasa depan-biasanyan laba,arus kas, atau keduanya. Output analisis prospektif adalah hasil yang diharapkan dimasa depan yanngn digunakan untuk mengestimasi nilai perusahaan.

Penilaian
Merupakan proses mengubah ramalan hasil dimasa depan menjadi estimasi nilai perusahaan.

Analisis laporan keuangan dan anallisis bisnis.
Menekankan bahwa analisis laporan keuangan meruapakan kumpulan proses analisis yangn merupakan bagian dari anaisi bisnis. Karenanya, analisis laporan keuangan seharusnya dipandang sebagai bagian penting dan tak terpisihkan dari analisis bisnis dan seluruh komponen analisisnya.

LAPORAN KEUANGAN – ANALISIS BISNIS
Laporan keuangan perusahaan berikut pengungkapannya menginformasikan empat aktivitas utama perusahaan:
1. Perencanaan
Rencana bisnis membantu manajer untuk memusatkan usaha mereka dan mengidentifikasi kesempatan dan rintangan yang diharapkan. Pandangan ke dalamam rencana bisnis membantu analisis atas prospek perusahaan kini dan nanri, dan merupakan bagian dari analisis lingkungan bisnis dan strategi.kita mencari informasi tentang tujuan perusahaan dan taktiknya. Permintaan oasar, kinerja manajemen, analisis kompetitif, strategi penjualan, kinerja manajeman,dan proyeksi keuangan.
Informasi ini bisa di dapat di laporan keuangan ( Management discussion dan analysis) dan juga tersedia memalui media yang kurang formal seperti pernyatan pers,publikasi industri, bulletin analisis, dan berita keuangan .

2. Pendanaan
Adalah metode yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan uang untuk membayara kebutuhan-kebutuhannya. Terdapat dua sumber pendanaan,yaitu:
a. Investor ekuitas( pemegang saham)
Investor memberikan pendanaan dengan harapan mendapatkan pengembalian atas investasi mereka, setelah mempertimbangkan pengembalian yang di harapkana dan resiko.
Pengembalian adalah bagian investor ekuitas atas laba perusahaan dalam bentuk distribusi laba (pembayaran diveden kepada pemegang saham langsung, deviden dapat diberikan dalam bentuk tunai atau deviden saham atau secara tidak langsung melalui pembelian kembali saham.pembayaran diveden mengacu pada proporsi laba yang di distribusikan yang sering di nyatakan dalam rasio atau persentase) atau reinvestasi laba ( mengacu padan penahana laba dalam perusahaan untuk digunakan dalam bisnis perusahaan. Sering diukur dengan rasio penahanan/rasio laba di tahan= 1- dividen payout rasio)
Pendanaan ekuitas dapat berupa uang tunai,aktiva atau jasa yang di kontribusikan kepada perusahaan sebagai penukar saham. Penawaran saham privat melibatkan penjualan ke individu atau organisasi. Untuk Penawaran saham ke public berbiaya besar karena termasuk pemenuhan oeraturan pemerintah, persyaratan pencatatan di bursa, dan komisi untuk agen penjual. Tetapi manfaat utama nay adalah potensi untuk mensapatkan dana dalam jumlah besar untuk aktivitas bisnis.

b. Kreditor (pemberi pinjaman)
Terdapat dua jenis kreditor,yaitu
i. kreditor utang, yang secara langsung meminjamkan uang. Biasanya pendanaannya terjadi melalui pinjaman atau melalui pemberian efek atau obligasi. Pemberi utang meliputi bank,institusi pemberi pinjaman, institusi keuangan dan non keuangan,
ii. kreditor operasi, yang meminjamkan uang kepada perusahaan sebagai bagian dari operasinya. Kreditor opersi meliputi pemasok,karyawan,pemerintah dan pihak lainnya yang meminjamkan uang kepada perusahaan
pendanaan kreditor berbeda dengan pendanaan ekuitas dalam hal perjanjian atau kontrak, pada umumnya mensyatkan pembayaran kembali pinjaman dengan bunga pada tanggal. Pengembalian kreditor umumnya ditentukan dalam kontak pinjaman. Resiko kreditor adalah kemungkinan kegagalan perusahaan untuk membayar kembali pinjaman dan bunga.dalam situasi ini, kreditor mungkin tidak menerima uang mereka yang jatoh tempo, dan menyebabkan kebangkrutan atau penanganan legal lainnya. Penangana tersebut menimbulakan biaya bagi kreditor.

3. Investasi
Mengacu pada perolehan dan pemeliharaan investasi dengan tujian menjual produk dan menyediakan jasa dan untuk tujuan menginvestasikan kelebihan kasbiasanya dalam bentuk aktiva operasi(bangunan, peralatan, hak paten, persediaan, modal manusia(karyawan& manajer), system informasi) dan aktiva keuangan dalam bentuk efek( saham ekuitas perusahaan lain, obligasi dan reksa dana)

4. Operasi
Mencerminkan pelaksanaan rencana bisnis yang terdapat dalam aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi. Aktivitas operasi melibatkan 5 komponen,yaitu: penelitian dan pengembangan, pembelian, produksi, pemasaran penjualan. Manajemen harus menentukan baurab yang palling efisien dan efektif untuk keunggulan kompetitif perusahaan. Aktifitas operasi perusahaan merupakan sumber utama laba perusahaan. Analisis atas angka laba dan bagian komponennya, mencerminkan kesuksesan perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya secara efisien dan efektif.

LAPORAN KEUANGAN

Neraca
Persamaan akuntasi : aktiva= kewajiaban + Ekuitas
Aktiva adalah investasi yang diharapkan untuk menghasilakan laba di masa depan melalui aktivitas operasi. Kewajiban adalah pendanaan dari kreditor dan mewakili kewajiban perusahaan atau klaim kreditor atas aktiva. Ekuitas merupakan total dari pendapatan yang diinvestasikan atau dikontribusikan oleh pemilik atau akumulasi laba yang tidak dibagikan kepada pemilik sejak perusahaan didirikan.

Laporan Rugi Laba
Laporan rugi laba mengukur kinerja keuanga perusahaan antara tanggal neraca. Laporan rugu laba menyediakan rincian pendapatan, beban,untung atau rugi perusahaan suatu periode waktu.

Laporan Ekuitas Pemegang Saham
Menyajikan perubahan-perubahan pada pos-poas ekuitas. Laporan ini bermanfaat untuk mengidentifikasi perubahan klaim pemegang ekuitas atau aktiva perusahaan.

Laporan arus Kas
Melaporkan arus kas masuk dan keluar bagi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan perusahaan secara terpisah selama suatu periode tertentu

Informasi Tambahan
Analisis laporan keuangan yang menyeluruh melibatkan pemerikasaan tambagan sbb:
1. Management Disscussion and Analysis (MD&A)
Manajemen mengungkapkan informasi prospektif terkait dengan pristiwa dan ketidakpastian yang material, yang menyebabkan informasi keuangan yang dilaporkan menjadi kurang mengindikasikan aktivitas operasi atau kondisi keuangan di masa depan.

2. Laporan Manajemen (Management Report)
Tujuannya yaitu :
a. untuk menekankan tanggung jawab manajemen senior atas sistem pengendalian keuangan dan sistem pengendalian internal perusahaan
b. pembagian peran manajemen direktur, dan auditor dalam penyiapan laporan keuangan.

3. Laporan Auditor (Auditor Report)
Auditor eksternal adalah akuntan publik bersertifikasi independen yang diminta oleh perusahaan untuk memberikan opini tentang kesesuaian laporan keuangan perusahaan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Analisis laporan keuangan memerlukan penelaahan atas laporan auditor untuk meyakinkan bahwa perusahaan mendapatkan opini wajar tanpa pengendalian.

4. Catatan Penjelas (Explanatory Notes)
Catatan ini merupakan median untuk mengkomunikasikan informasi tambahan tentang pos-pos yang ada maupun tidak ada dalam laporan. Catatan tambahan ini meliputi informasi tentang :
a. prinsip dan metode akuntansi yang digunakan
b. pengungkapan rinci atas tiap pos laporan keuangan
c. komitmen dan kontinjensi
d. kombinasi bisnis
e. transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa
f. rencana opsi saham
g. kemajuan proses hukum
h. pelanggan signifikan

5. Informasi Tambahan (Supplementary Information)
Meliputi :
a. Data segmen bisnis
b. penjualan ekspor
c. efek yang diperdagangkan
d. akun penilaian
e. pinjaman jangka pendek
f. data keuangan kuartalan

6. Laporan Proksi (Proxy Statement)
Proksi merupakan media dimana pemegang saham mengotorisasi pihak lain untuk mewakilinya pada rapat pemegang saham. Laporan proksi memuat informasi yang diperlukan pemegang saham untuk memberikan suara dalam hal bersangkutan. Proxy statement memuat banyak informasi tentang perusahaan termasuk identitas pemegang saham dengan kepemilikan saham beredar 5% ke atas, informasi biografi dewan direksi, kesepakatan kompensasi untuk pejabat dan direktur, rencana kompensasi pegawai dan transaksi-transaksi tertentu yang terkait dengan para pejabat dan direktur perusahaan.

Alat Analisis

1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif
Analisis ini dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan laba-rugi atau laporan arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode berikutnya. Analisis ini meliputi penelaahan perubahan saldo tiap-tiap akun dari tahun ke tahun atau selama beberapa tahun.
• Analisis perubahan tahun ke tahun
Perbandingan laporan keuangan selama periode yang relatif pendek dua atau tiga tahun biasanya dilakukan dengan analisis perubahan tahun ke tahun dalam tiap-tiap pos. Analisis ini memiliki keunggulan penyajian perubahan dalam angka absolut maupun persentase. Analisis perubahan dalam jumlah maupun persentase menjadi relevan karena dasar dolar yang berbeda dalam perhitungan perubahan persentase dappat menghasilkan perubahan besar yang tidak konsisten dengan kepentingan aktualnya.
• Analisis tren angka indeks
Analisis ini memerlukan pemilihan tahun dasar untuk seluruh pos, yang biasanya diberi angka indeks 100. karena tahun dasar menjadi rujukan untuk semua perbandingan, pilihan terbaikadalah tahun dimana kondisi bisnis normal.

2. Analisis Laporan Keuangan Common-Size
Analisis laporan keuangan common-size berguna dalam memahami pembentuk internal laporan keuangan. Sebagai contoh, analisis common-size menekankan pada dua factor :
1. sumber pendanaan termasuk distribusi pendanaan antara kewajiban lancar, kewajiban tak lancar dan ekuitas.
2. komposisi aktiva termasuk jumlah untuk masing-masing aktiva lancar dan aktiva tak lancar.
Sebuah laporan laba rugi siap untuk analisis common-size karena setiap pos terkait dengan angka kunci seperti penjualan. Dalam berbagai tingkatan, penjualan mempengaruhi hampir seluruh beban dan berguna untuk mengetahui berapa persen dari penjualan yang diwakili oleh tiap pos-pos beban. Pengecualian berlaku untuk pajak penghasilan, yang terkait dengan laba sebelum pajak bukan penjualan. Keterbatasan utama laporan keuangan common-size untuk analisis antar perusahaan adalah kegagalannya untuk mencerminkan ukuran relatif perusahaan yang di analisis.

3. Analisis Rasio
Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Rasio paling bermanfaat bile berorientasi ke depan artinya kita sering menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren dan ukurannya di masa depan.
1. faktor-faktor yang mempengaruhi rasio antara lain peristiwa ekonomi, faktor industri, kebijakan manajemen dan metode akuntansi.
2. interpretasi rasio, bermanfaat jika di interpretasikan dalam perbandingan dengan rasio tahun sebelumnya, standar yang ditentukan sebelumnya dan rasio pesaing.

a. Analisis Kredit (Resiko)
• Likuiditas
Untuk mengevaluasi kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek.
Rasio Lancar (current ratio)
aktiva lancar
kewajiban lancar

Rasio Cepat (acid test ratio)
kas+setara kas+surat berharga+piutang usaha
kewajiban lancar

Periode Penagihan (collection period)
piutang rata-rata
penjualan / 360

Jml hari utk m’jual persediaan (days to sell inventory)
persediaan rata-rata
HPP / 360

• Struktur modal dan solvabilitas
Untuk menilai kemampuan memnuhi kewajiban jangka panjang.

Total debt to equity
total kewajiban
ekuitas pemegang saham

Long term debt to equity
kewajiban jangka panjang
ekuitas pemegang saham

Times interest earned
laba sblm pajak & beban bunga
beban bunga

Analisis Arus Kas

Analisis arus kas (cashflow analysis) terutama digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi sumber dan penggunaan dana. Analisis arus kas menyediakan pandangan tentang bagaimana perusahaan memperoleh pendanaan dan menggunakan sumber dayanya.

Model Penilaian

Penilaian (valuasi) biasanya mengacu pada estimasi nilai intrinsik sebuah perusahaan atau sahamnya.

Penilaian utang

Nilai efek sama dengan nilai sekarang hasil di masa depan yang didiskontokan pada tingkat yang tepat. Hasil masa depan dari obligasi adalah pembayaran pokok dan bunganya.

Penilaian Ekuitas

Dasar penilaian ekuitas seperti penilaian utang adalah nilai sekarang hasil di masa depan yang didiskontokan pada tingkat yang tepat. Rumus penilaian ekuitas menggunakan dividen yang diharapkan (expected), bukan dividen yang sebenarnya (actual). Penggunaan dividen yang diharapkan ini karena dividen di masa depan tidak dapat ditentukan. Arus kas bebas bagi ekuitas didefinisikan sebagai arus kas dari operasi dikurangi pengeluaran modal dan penyesuaian untu perubahan utang.

Analisis dalam Pasar Efisien

Hipotesis pasar efisien (Eficcient Market Hypothesis) berhubungan dengan reaksi harga pasar terhadap informasi keuangan dan informasi lainnya. Efisiensi pasar tidak saja tergantung pada ketersediaan informasi, tetapi juga pada interpretasi yang benar.

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya dalam penggantian mesin lama dengan mesin baru, harga jual mesin lama harus diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi pada mesin baru.

Dalam prinsip akuntansi yang lazim, biaya bunga modal sendiri tidak boleh diperhitungkan sebagai biaya. Dalam pengambilan keputusan investasi, biaya modal sendiri justru harus diperhitungkan.

Analisis biaya dalam keputusan investasi lebih dititikberatkan pada aliran kas, karena saat penelimaan kas dalam investasi memilki nilai waktu uang. Satu rupiah yang diterima sekarang lebih berharga dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima di masa yang akan datang. Oleh karena itu, meskipun untuk perhitungan laba perusahaan, biaya diperhitungkan berdasarkan asas akrual, namun dalam perhitungan pemilihan investasi yang memperhitungkan nilai waktu uang, biaya yang diperhitungkan adalah biaya tunai.

PAJAK PENGHASILAN
Karena keputusan investasi didasarkan pada aliran kas, maka pajak atas laba merupakan unsur informasi penting yang ikut dipertimbangkan dalam perhitungan aliran kas untuk pengambilan keputusan investasi. Jika suatau usulan investasi diperkirakan akan mengakibatkan penghematan biaya atau tanbahan pendapatan, maka disisi lain akan mengakibatkan timbulnya laba diferensial, yang akan menyebabkan tambahan pajak penghasilan yang akan dibayar oleh perusahaan. Oleh karena itu dalam memperhitungkan aliran kas keluar dari investasi, perlu diperhitungkan pula tambahan atau pengurangan pajak yang harus dibayar akibat adanya penghematan biaya atau penambahan pendapatan tersebut dan sebaliknya.

KRITERIA PENILAIAN INVESTASI
Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi sebagai salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Informasi akuntansi dimasukkan dalam suatu model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternatif investasi yang tersedia.

Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk memilih berbagai macam alternatif investasi.

 Pay back method
 Average return on investment
 Present value
 Discounted cash flow (Internal Rate of Return)
 Modified Internal Rate of Return (MIRR)
 Profitability Index (PI)

Pay back Method
Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi. Oleh karena itu, dengan metode ini setiap usulan investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh manajemen , jumlah kas masuk atau penghematan tunai yang diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang direncanakan.

Investasi
Pay back period =
Kas masuk bersih

Kelemahan pay back method:
1. Metode ini tidak memeperhitungkan nilai waktu uang.
2. Metode ini tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali.

Kebaikan pay back method:
1. Untuk investasi yang besar resikonya dan sulit diperkirakan, maka metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi.
2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua investasi yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya paling cepat.
3. Metode ini merupakan alat yang paling sederhana untuk penilaian usulan investasi

PV Investasi
Pay back period =
PV Kas masuk bersih

Average Return on Investment

Metode ini sering disebut Financial statement method, karena dalam perhitungannya digunakan angka laba akuntansi

Rata-rata Laba sesudah pajak
Rata-rata kembalian investasi =
Rata-rata investasi

Kriteria pemilihan investasi dengan metode ini adalah: Suatu investasi akan diterima jika tarif kembalian investasinya dapat memenuhi batasan yang telah ditetapkan oleh manajemen.

Kelemahan metode rata-rata kembalian investasi:
1. Belum memperhitungkan nilai waktu uang.
2. Menitik beratkan maslah akuntansi, sehingga kurang memperhatikan data aliran kas dari investasi
3. Merupakan pendekatan jangka pendek.

Present Value Method
Teknik net present value (NPV) merupakan teknik yang didasarkan pada arus kas yang didiskontokan. Ini merupakan ukuran dari laba dalam bentuk rupiah yang diperoleh dari suatu investasi dalam bentuk nilai sekarang. NPV dari suatu proyek ditentukan dengan menhitung nilai sekarang dari arus kas yang diperoleh dari operasi dengan menggunakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan kemudian menguranginya dengan pengeluaran kas neto awal.

NPV = present value dari arus kas operasi – pengeluaran kas neto awal

At Io = nilai investasi atau outlays
NPV = -Io + ∑ ————– At = aliran kas neto pada periode t
( 1 + r ) t r = diacount rate
t = umur proyek.

Jikalau NPV dari suatu proyek positif, hal ini berarti bahwa proyek tersebut diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan sebesar jumlah positif dari NPV yang dihitung dari investasi tersebut dan juga bahwa investasi tersebut diharpkan akan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi daripada tingkat keuntungan yang dikehendaki.

Discounted Cash Flows Method (IRR)
Pada dasarnya metode ini sama dengan metode present value, perbedaanya adalah dalam present value tarif kembalian sudah ditentukan lebih dahulu, sedangkan dalam discounted cash flow justru tarif kembalian yang dihitung sebagi dasar untuk menerima atau menolak suatu usulan investasi. Penentuan tarif kembalian dilakukan dengan metode trial and error, dengan cara sbb;

1. Mencari nilai tunai aliran kas masuk bersih pada tarif kembalian yang dipilih secara sembarang di atas atau dibawah tarif kembalian investasi yang diharapkan.
2. Mengiterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif kembalian sesungguhnya.

Modified Internal Rate of Return (MIRR)
MIRR adalah suatu tingkat diskonto yang menyebabkan persent value biaya sama dengan present value nilai terminal,dimana nilai terminal adalah future value dari kas masuk yang digandakan dengan biaya modal.

Nilai terminal  CIFt (1 + k ) n-t
PV Biaya = =
(1 + MIRR )n (1 + MIRR )n
dimana:

CIF t : aliran kas masuk pada periode t
MIRR : modified IRR
n : usia proyek
k : biaya modal proyek/tingkat keuntungan diinginkan
Nilai terminal : future value dari aliran kas masuk yang digandakan dengan biaya modal/return diinginkan.

Profitability Index (PI)
PI adalah nilai tunai semua kas masuk yang diterima sesudah investasi awal dibagi dengan investasi awal.

Nilai tunai penerimaan sesudah investasi awal
PI =
Investasi awal

Bila ada beberapa alternatif proyek, manajemen sebaiknya memilih proyek yang memiliki PI lebih besar dari satu dan yang paling tinggi.

Penilaian Investasi dengan Umur (Usia) Ekonomis Berbeda

 Untuk memilih usulan investasi yang memiliki umur ekonomis berbeda dapat dilakukan dengan dua pendekatan: Chain method atau Replacement method dan Equivalent annual cost.

 Langkah-langkah chain method:
1. Mencari angka kelipatan persekutuan terkecil yang dapat dibagi oleh kedua umur usulan investasi.
2. Menghitung present value biaya dari masing-masing usulan investasi

 Langkah-langkah equivalent annual cost :
1. Menghitung present value dari biaya usulan investasi dengan discount rate tertentu.
2. Mencari annuity factor dari discounted rate yang digunakan untuk menghitung present value investasi yang bersangkutan.
3. Membagi present value masing-masing usulan investasi (poin 1) dengan (poin 2).
4. Usulan investasi yang memiliki biaya ekuivalen tahunan terkecil merupakan usulan yang dipilih.

Pengaruh Inflasi pd Capital Budgeting

Apabila laju inflasi cukup signifikan, maka perlu diperimbangkan dalam keputusan capital budgeting.

Ada dua komponen yang terpengaruh oleh inflasi, yaitu aliran kas masuk dan tingkat penghasilan (rate of return) atau cost of capital yang diinginkan. Oleh karena itu kedua komponen tersebut perlu disesuaikan. Pedoman penyesuaiannya adalah sbb:

1. Kalikan indeks harga dengan aliran kas yang diukur berdasarkan nilai rupiah riil untuk mendapatkan arus kas dengan nilai nominal.
2. Hitung tingkat penghasilan nominal :

(1 + tingkat inflasi ) ( 1 + tingkat penghasilan ) – 1

Contoh Kasus

1. PT Aqila merencanakan sebuah proyek investasi yang membutuhkan dana investasi sebesar Rp 500.000.000,-. Dari dana tersebut Rp 50.000.000 sebagai modal kerja dan sisanya sebagai modal tetap. Investasi diperkirakan mempunyai umur ekonomis 5 tahun dengan nilai sisa Rp 100.000.000. Metode penyusutan menggunakan metode garis lurus. Estimasi pendapatan selama umur ekonomis adalah sebagai berikut:

Tahun Pendapatan/Penjualan (Rp)
1 350.000.000
2 360.000.000
3 370.000.000
4. 410.000.000
5. 430.000.000

Struktur biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya variable 40% dari penjualan dan biaya tetap selain penyusutan Rp 15.000.000. Pajak 30% dan tingkat keuntungan yang diharapkan 20%.

Diminta:
a. Saudara diminta untuk menganalisis dengan berbagai metode apakah rencana investasi tersebut layak dilakukan.

b. Seandainya laju inflasi diasumsikan 6% per tahun apakah rencana investasi tersebut layak dilakukan, gunakan metode NPV dan IRR.

2. PT Maju Terus mempertimbangkan untuk mengganti mesin A. Nilai buku mesin A adalah Rp 4.000.000,- dan memiliki sisa umur ekonomis 4 tahun tanpa nilai residu. Bila mesin A dijual pada saat sekarang, harga pasarnya sebesar Rp 1.000.000,-. Manajemen PT Maju Terus tidak berani membeli mesin baru yang memiliki umur panjang mengingat perkembangan teknologi yang peKsat. Oleh sebab itu manajemen PT Maju Terus mempertimbangkan membeli mesin B yang memiliki umur ekonomis 4 tahun. Harga mesin B Rp 10.000.000,- dengan nilai residu pada akhir tahun ke-4 sebesar Rp 1.000.000,- Dengan mesin baru biaya operasional per tahun Rp 7.000.000,- sedang dengan mesin A Rp 10.000.000,- . Bila manajemen tetap menggunakan mesin A pada akhir tahun ke-2 manajemen harus melakukan perbaikan besar yang diduga memerlukan biaya Rp 2.000.000,-. Tingkat pajak yang berlaku 10% dan biaya penggunaan modal sebesar 15%.

Diminta:
a. Berdasarkan data diatas apakah rencana penggantian mesin dapat diterima bila digunakan kriteria investasi dengan net present value.
b. Apabila tingkat inflasi sebesar 10%, bagaimana pengaruhnya terhadap rencana investasi tersebut.

3. Kasus Penggantian
PT Alya merencanakan mengganti mesin lama dengan mesin baru dengan alasan penghematan. Mesin lama memiliki umur ekonomis 10 tahun dan saat ini masih dapat digunakan 5 tahun lagi. Pajak penghasilan 20%. Metode depresiasi dengan garis lurus. Informasi kedua mesin sebagai berikut:
Keterangan Mesin Lama Mesin Baru
Harga perolehan Rp 320.000.000 Rp 380.000.000
Umur ekonomis 10 tahun 5 tahun
Nilai sisa Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
Harga jual Rp 210.000.000

Tingkat keuntungan yang dianggap layak 20%. Penghematan penggunaan mesin baru sebesar Rp 70.000.000 per tahun.

Diminta:
a. Saudara yang ahli keuangan diminta untuk melakukan perhitungan apakah rencana perusahaan mengganti mesin adalah layak. Gunakan metode NPV dan IRR.
b. Apabila inflasi diasumsikan sebesar 10%, apakah investasi tersebut masih layak dilakukan. Gunakan metode NPV dan IRR.


Blog Stats

  • 3.916.122 hits